Selamat pagi Kawan Rekreasi, udara segar menerobos melalui jaring pintu di belakang kursi tempat saya duduk. Rasanya semilir, istilah Jawa mengatakan silir-silir.
Di pagi yang semilir ini Rekreasi Taiwan hendak menceritak pemandangan di sekitar Laut Tamsui.
Bagaimana keindahan yang terdapat di lokasi dekat Stasiun Tamsui ini? Kuliner apa saja yang ada di sana? Mari kita melihatnya!
Tentang Tamsui
Menurut wikipedia, Tamsui adalah sebuah kota kecil yang berada di Taiwan Utara. Untuk kesana bisa menempuh menggunakan kereta api selama 40 menit dari Taipei.
Istilah Tamsui sebenarnya adalah sebutan untuk Kabupaten Tamsui, dengan stasiun kereta bernama Stasiun Tamsui.
Berdekatan dengan stasiunnya terdapat Pelabuhan Tamsui.
Konon pada abad 19 pelabuhan Tamsui yang berdekatan dengan daratan Cina, telah menjadi pusat lalu lintas perdagangan.
Menuju Ke Tamsui
Mendengar kata Tamsui sepertinya sudah tidak asing bagi Kawan-Kawan yang berada di Taiwan terutama Taiwan Utara.
Pada hari libur kebanyakan kita akan mengunjungi Tamsui sebagai tujuan rekreasi.
Seperti biasa di hari minggu pagi, saya dan Kawan-Kawan berkumpul di Stasiun Taipei untuk melaksanakan rencana melihat pemandangan alam bersama-sama yaitu menuju Tamsui.
Dengan naik MRT jalur merah dan berhenti di stasiun paling terakhir yaitu Stasiun Tamsui.
Turun dari kereta dan ke bawah menuju pintu keluar. Sesudah menggesek kartu pintar pada mesin maka pintu otomatis segera membuka. Setelah berada di luar stasiun baru melihat kalau bangunan stasiun berwarna merah bata.
Warna merah bata pada Stasiun Tamsui segera mengingatkan saya pada lokasi wisata yang tempatnya tidak jauh dari stasiun.
Berupa benteng kuno peninggalan Belanda. Benteng yang memiliki meriam-meriam menghadap ke arah laut. Silahkan anda membaca artikel nya Benteng Santo Domingo | Benteng Peninggalan Belanda dan Meriam | Rekreasi Taiwan.
Di Pinggir Laut Tamsui
Sesudah keluar dari Stasiun Tamsui kemudian berjalan ke arah laut.
Sebelumnya dapat mampir membeli es krim di toko 24 jam. Dapat juga duduk di kursi-kursi di gazebo sambil melihat pemandangan.
Melewati taman dan pepohonan rindang, maka akan tiba di pinggir laut. Pagar besi membatasi sepanjang pinggir laut. Beberapa pintu kecil untuk menuju kapal-kapal fery.
Tampak beberapa kapal fery sedang ditambatkan.
Melihat ke seberang laut tampak sebuah gunung tegak menjulang sangat menawan.
Berjalan menyusuri tepian pantai, melihat pemandangan beberapa pria sedang duduk memancing ikan.
Saya dan Kawan turut duduk tidak jauh dari para pemancing, sambil memandang kapal fery yang melintas.
Selain berjalan melewati tepian pantai, dapat juga melewati samping para pedagang.
Pedagang menjajakan aneka masakan hasil laut seperti cumi goreng, kerang, sosis goreng serta kuliner lainnya.
Pedagang aksesoris menjual berbagai perlengkapan seperti payung, topi, gelang serta pernak pernik. Pakaian juga ada.
Pedagang souvenir menjual aneka gantungan kunci berbentuk pulau Taiwan, Gedung Taipei 101 serta bentuk-bentuk lainnya yang menggambarkan tempat-tempat di Taiwan yang cocok dijadikan cenderamata dan oleh-oleh.
Serunya Menembak Balon
Masih berjalan-jalan melewati kawasan pedagang dan tiba di pedagang mainan. Beberapa anak sedang menembak balon-balon pada dinding dengan menggunakan senapan mainan.
Saya pun tertarik mencobanya dan hanya dengan membayar NT.100 Laopan pemilik toko akan meminjamkan senapan. Ada yang berbentuk panjang, sedang maupun pendek.
Dengan senapan tersebut harus menembak habis balon-balon pada satu garis lurus.
Apabila berhasil menembak seluruh balonnya maka Laopan akan memberi hadiah kecil.
Kebetulan waktu itu saya dapat menembak seluruh balon kemudian Laopan memberi hadiah berupa mainan yo-yo. Lumayan untuk hiburan dan yang terasa seru adalah ketika menembak tepat sasaran.
Atraksi Pedagang Es Krim Turki
Sesudah menembak balon dan mendapatkan hadiah, saya berjalan lagi kira-kira seratus meter.
Melihat orang-orang ramai berkerumun di suatu tempat. Ketika mendekatinya ternyata sedang berlangsung atraksi pedagang Es Krim Turki.
Lebih tepatnya seorang pria yang menjual es krim disana bertuliskan Turki. Mungkin saja es krim tersebut khas dari negara Turki maupun entah pedagangnya berasal dari Turki karena wajah beliau berbeda dari warga kebanyakan.
Pedagang es krim akan memperagakan keahliannya melayani pembeli dengan trik gerak cepat. Es krim yang kita beli tanpa disadari telah berpindah ke stik pedagang kadang-kadang berpindah ke contong es krim yang berada di tangsn pedagang.
Pembeli akan sangat kesulitan mengambil es krim yang dibelinya.
Karena keahliannya tersebut, ramai pembeli antri membeli es krimnya untuk sekaligus bermain atraksi yang menghibur.
Pengunjung yang mengelilinginya pun tertegun dibuatnya.
Bahkan saya merasa was-was apabila es krim tersebut akan jatuh ke tanah, tapi ternyata tidak.
Tamsui Menjelang Sore
Berada tidak jauh dari pedagang es krim Turki, terdapat pelabuhan kecil yaitu tempat kapal-kapal fery mengantar penumpang ke Tamsui Fishermens Wharf maupun ke Bali dan sebaliknya dari Bali maupun Tamsui Fishermens Wharf ke dermaga Tamsui.
Tidak terasa sudah seharian menyusuri tempat-tempat di tepi laut Tamsui hari pun semakin sore.
Waktunya untuk pulang dan beristirahat agar dapat beraktifitas besok pagi.
Ketika tiba di dekat Stasiun Tamsui, suasana menjadi berbeda daripada siang harinya. Beberapa tenda kecil berdiri disana.
Saya penasaran dan melihatnya, ternyata adalah tenda tempat para seniman melukis wajah.
Dengan membayar sejumlah uang yang terjangkau, kita akan mendapatkan lukisan tangan wajah kita sendiri.
Karena waktu sudah menjelang malam, lampu-lampu pun mulai menyala terang yang menambah indah pemandangan.
Gunung di seberang Laut Tamsui kelihatan dari dalam Stasiun Tamsui.
Tidak terasa sudah seharian menyusuri tempat-tempat di tepi laut Tamsui hari pun semakin sore.
Waktunya untuk pulang dan beristirahat agar dapat beraktifitas besok pagi.
Ketika tiba di dekat Stasiun Tamsui, suasana menjadi berbeda daripada siang harinya. Beberapa tenda kecil berdiri disana.
Saya penasaran dan melihatnya, ternyata adalah tenda tempat para seniman melukis wajah.
Dengan membayar sejumlah uang yang terjangkau, kita akan mendapatkan lukisan tangan wajah kita sendiri.
Karena waktu sudah menjelang malam, lampu-lampu pun mulai menyala terang yang menambah indah pemandangan.
Gunung di seberang Laut Tamsui kelihatan dari dalam Stasiun Tamsui.
Melihat gunung yang besar saya menjadi ingat ayat dalam Al-Qur'an yaitu, "Dan telah Kami jadikan di bumi ini gunung-gunung yang kokoh agar bumi itu (tidak) goncang bersama mereka dan telah Kami jadikan (pula) di bumi jalan-jalan yang luas agar mereka mendapat petunjuk. Al-Anbiya:31.
Kereta Hias
Kawan Rekreasi, kalau anda masih memiliki waktu luang dapat pula menikmati petang di area taman kereta hias.
Pada siang hari kereta tersebut hanya kelihatan hitam pekat. Tetapi ketika menjelang malam tiba, lampu-lampu hias yang dipasangkan di badan kereta akan menyala indah berwarna ungu.
Banyak pengunjung berhenti dan berfoto di area kereta hias.
Banyak pengunjung berhenti dan berfoto di area kereta hias.
Selain kereta hias, di sampingnya juga terdapat pohon-pohon peneduh yaitu beringin. Daunnya lebat, akarnya panjang menjulur dari batangnya dan tampak unik.
Lokasi Wisata di Sekitar Tamsui
Kawan Rekreasi banyak tempat-tempat rekreasi yang dapat kita datangi di sekitar Tamsui, yaitu:
- Universitas Aletheia, yaitu sebuah universitas tertua di Taiwan berada di pinggir Laut Tamsui.
- Hong Mao Chen, merupakan benteng kuno peninggalan Spanyol dan Belanda, kita dapat melihat galeri dan meriam.
- Bali, kita dapat menyeberang menggunakan kapal fery untuk sampai ke Bali Taiwan.
- Tamsui Fishermen's Wharf, dermaga nelayan dan jembatan cintanya.
Anda tertarik ingin mengunjungi Tamsui?
Transportasi
Transportasi yang dapat anda gunakan untuk sampai ke Tamsui yaitu:
Dari Stasiun Taipei (TMS) naik MRT Jalur Merah dan turun di Stasiun Tamsui.