Selamat siang Kawan, bagaimana kabar anda hari ini? Semoga kabar baik selalu ya?
Akhir pekan sebentar lagi tiba. Apakah anda sedang merencanakan berlibur di akhir pekan? Kemana tempat yang ingin anda kunjungi?
Apakah anda menyukai kegiatan mendaki gunung dan melatih daya tahan tubuh?
Melihat pemandangan dari tempat yang lebih tinggi memberikan pengalaman berbeda.
Akhir pekan sebentar lagi tiba. Apakah anda sedang merencanakan berlibur di akhir pekan? Kemana tempat yang ingin anda kunjungi?
Apakah anda menyukai kegiatan mendaki gunung dan melatih daya tahan tubuh?
Melihat pemandangan dari tempat yang lebih tinggi memberikan pengalaman berbeda.
Mendaki gunung salahsatu cara untuk melihat pemandangan dari tempat tinggi.
Rekreasi Taiwan memiliki cerita mendaki Xiangshan atau Gunung Gajah.
Seperti apa perjuangan menaiki tangga batu dan seperti apa indahnya suasana di Xiangshan?
Rekreasi Taiwan memiliki cerita mendaki Xiangshan atau Gunung Gajah.
Seperti apa perjuangan menaiki tangga batu dan seperti apa indahnya suasana di Xiangshan?
Mari kita melihatnya!
Tentang Xiangshan
Xiangshan atau Gunung Gajah memiliki tinggi 183 meter.
Lokasi yang berada di dekat Stasiun Taipei Metro Xiangshan ini memiliki jalur hiking. Six Giant Rocks adalah obyek wisata di Xiangshan.
Sedangkan Xiangshan juga memiliki nama lain yaitu Nangang District Hiking Trail, menurut sumber Guide to Taipei.
Mendaki Gunung Gajah
Minggu pagi merupakan hari yang sudah saya dan teman-teman nantikan. Hati merasa senang karena akan segera mewujudkan rencana mendaki Gunung Xiangshan.
Mendaki? Seperti apa rasanya melakukan pendakian? Karena biasanya kami berlibur di tempat-tempat landai seperti pantai, taman, pasar dan lainnya.
Kali ini hendak mendaki. Wah seperti apa ya suasananya? Seperti apa pula pemandangan alam dari tempat tinggi?
Berbagai pertanyaan muncul dan memantapkan sekitar delapan orang yaitu saya dan teman-teman untuk segera menuju Xiangshan.
Dengan naik MRT dari Stasiun Taipei mengikuti Jalur Merah. Melewati sekitar 8 perhentian kira-kira limabelas menit, kemudian turun di Stasiun Xiangshan.
Keluar dari Stasiun Xiangshan tepat berada di area taman. Pemandangan segar di taman berupa tanaman hijau rumput dan pepohonan.
Tampak warga bersantai di taman, bermain bersama anak-anak, ada juga yang duduk di paviliun.
Saya dan teman-teman meneruskan berjalan mengikuti petunjuk arah yaitu tanda panah yang ditanam di tanah bertuliskan Xiangshan Hiking Trail.
Saya semakin bersemangat untuk segera sampai di tempat mendaki berupa tangga batu yang menjulang. Sesudah berjalan kira-kira 300 meter maka sampai di tanjakan.
Entah mengapa tepat di bawah tanjakan saya melihat mobil merah pemadam kebakaran dan mobil 119 yaitu ambulan.
Sempat berpikir mungkin ada kecelakaan, tetapi tidak melihat orang cedera maupun tanda-tanda lain.
Saya dan teman-teman melanjutkan menaiki tangga batu menuju Xiangshan satu persatu.
Merasakan mendaki saya pun senang. Berpapasan dengan pendaki lainnya yang berjalan naik, ada juga yang berjalan turun.
Mendaki? Seperti apa rasanya melakukan pendakian? Karena biasanya kami berlibur di tempat-tempat landai seperti pantai, taman, pasar dan lainnya.
Kali ini hendak mendaki. Wah seperti apa ya suasananya? Seperti apa pula pemandangan alam dari tempat tinggi?
Berbagai pertanyaan muncul dan memantapkan sekitar delapan orang yaitu saya dan teman-teman untuk segera menuju Xiangshan.
Dengan naik MRT dari Stasiun Taipei mengikuti Jalur Merah. Melewati sekitar 8 perhentian kira-kira limabelas menit, kemudian turun di Stasiun Xiangshan.
Keluar dari Stasiun Xiangshan tepat berada di area taman. Pemandangan segar di taman berupa tanaman hijau rumput dan pepohonan.
Tampak warga bersantai di taman, bermain bersama anak-anak, ada juga yang duduk di paviliun.
Saya dan teman-teman meneruskan berjalan mengikuti petunjuk arah yaitu tanda panah yang ditanam di tanah bertuliskan Xiangshan Hiking Trail.
Saya semakin bersemangat untuk segera sampai di tempat mendaki berupa tangga batu yang menjulang. Sesudah berjalan kira-kira 300 meter maka sampai di tanjakan.
Entah mengapa tepat di bawah tanjakan saya melihat mobil merah pemadam kebakaran dan mobil 119 yaitu ambulan.
Sempat berpikir mungkin ada kecelakaan, tetapi tidak melihat orang cedera maupun tanda-tanda lain.
Saya dan teman-teman melanjutkan menaiki tangga batu menuju Xiangshan satu persatu.
Merasakan mendaki saya pun senang. Berpapasan dengan pendaki lainnya yang berjalan naik, ada juga yang berjalan turun.
Segarnya udara karena pepohon rindang yang tumbuh di sepanjang kanan dan kiri tangga batu. Tanaman merambat rimbun daun-daun.
Jalanan menanjak semakin curam. Terus melangkah setapak demi setapak berhati-hati.
Ingin berpegangan pada pagar di sisi tangga batu tetapi beberapa bagian pagar rusak. Terus saja melangkah dan berhati-hati.
Harusnya membawa tongkat pengaman, berhubung pertama mendaki tidak memiliki persiapan.
Seorang Pendaki Pingsan
Wajah, rambut dan pakaian mulai kusut oleh debu dan daun yang berjatuhan. Beberapa kali beristirahat untuk memulihkan tenaga ketika menjumpai tempat yang landai maupun ketika menemukan kursi.
Ketika mendaki kira-kira setengah jam lamanya dan tiba di tempat landai yang lebih luas.
Kelihatan beberapa pengunjung sedang memandang pemandangan di kejauhan.
Tiba-tiba saya terkejut oleh beberapa pria yang berjalan beriringan.
Sekitar enam laki-laki dewasa sedang menandu pria berbadan besar dan berjalan untuk menuruni tangga.
Selang oksigen dipasangkan pada hidung pria yang ditandu.
Sekitar enam laki-laki dewasa sedang menandu pria berbadan besar dan berjalan untuk menuruni tangga.
Selang oksigen dipasangkan pada hidung pria yang ditandu.
Rupanya seorang pengunjung mengalami kelelahan ketika mendaki dan pingsan.
Pantas ketika tadi hendak naik melihat mobil ambulan dan pemadam kebakaran di bawah.
Rupanya mobil ambulan tersebut bersiap membawa pendaki yang kelelahan dan pingsan di ketinggian.
Terbayang bagaimana sulitnya para petugas membawa turun lelaki yang pingsan tersebut menuruni tangga batu yang curam.
Membawa badan sendiri saja sulit apalagi sambil menandu orang yang berbadan besar.
Pantas ketika tadi hendak naik melihat mobil ambulan dan pemadam kebakaran di bawah.
Rupanya mobil ambulan tersebut bersiap membawa pendaki yang kelelahan dan pingsan di ketinggian.
Terbayang bagaimana sulitnya para petugas membawa turun lelaki yang pingsan tersebut menuruni tangga batu yang curam.
Membawa badan sendiri saja sulit apalagi sambil menandu orang yang berbadan besar.
Melihat peristiwa demikian saya dan teman-teman memutuskan beristirahat untuk mengantisipasi kalau ada salah seorang teman yang merasa lelah.
Melihat Gedung Taipei 101 Dari Xiangshan
Dari tempat saya dan teman-teman beristirahat dapat melihat pemandangan kota dan Gedung Taipei 101 yang tinggi menjulang.
Bangunan yang kesohor merupakan satu diantara bangunan tertinggi di dunia tersebut tampak mencolok dari bangunan sekitarnya.
Bangunan yang kesohor merupakan satu diantara bangunan tertinggi di dunia tersebut tampak mencolok dari bangunan sekitarnya.
Sayang hari berkabut, sehingga bagian atas Gedung Taipei 101 tersebut tidak terlihat utuh. Walaupun begitu pemandangan tetap tampak indah seperti menyimpan misteri.
Beberapa pohon palem tumbuh subur.
Sebuah makam tua berada di dekat undakan batu.
Dalam hati bertanya-tanya, "Makam siapakah gerangan berada di pegunungan yang tinggi?"
Sedangkan di sekitarnya tidak terdapat satu rumah pun kelihatan.
Sesudah cukup beristirahat saya dan teman-teman melanjutkan mendaki. Seorang teman memilih tinggal di bawah dan tidak melanjutkan naik karena merasa lelah.
Tanjakan terasa lebih curam, sehingga melangkah dengan lebih berhati-hati. Ketika sampai di sebuah batu besar, jalanan menjadi landai.
Ternyata di balik batu besar masih terdapat beberapa batu besar lagi kira-kira enam biji.
"Mungkinkah ini yang disebut Six Giant Rock?"
Berada di lokasi landai yang banyak batu-batu besar ini, pengunjung sangat ramai. Kebanyakan terdiri dari anak-anak muda dan ada pula pendaki yang sudah separuh baya.
Rasa kagum saya pada pendaki yang sudah separuh baya, sepertinya beliau-beliau sudah terbiasa mendaki dan memiliki stamina yang bagus. Sehingga dapat mendaki Xiangshan sampai di posisi yang tinggi.
Pemandangan juga lebih bagus dan indah. Bangunan kota tampak berjajar berkumpul di suatu wilayah. Sementara di sekelilingnya tampak hijau hutan kota.
Sebuah papan bertuliskan Elephant Mountain, Green Finger terdapat di sisi pagar.
Beberapa pengunjung naik di atas batu-batu besar dan berfoto. Saya dan teman-teman juga naik di atas batu besar.
Dalam hati bertanya-tanya, "Dari manakah asalnya batu-batu besar ini? Batu berukuran sebesar gajah. Mengapa ada di tempat tinggi? Apakah dahulunya ada gunung yang aktif sehingga meletus dan mengeluarkan batu-batu besar?"
Entahlah! Yang pasti saya bertanda-tanya dalam hati, mengapa batu-batu besar bisa berada di atas pegunungan.
Beberapa pohon palem tumbuh subur.
Sebuah makam tua berada di dekat undakan batu.
Dalam hati bertanya-tanya, "Makam siapakah gerangan berada di pegunungan yang tinggi?"
Sedangkan di sekitarnya tidak terdapat satu rumah pun kelihatan.
Sesudah cukup beristirahat saya dan teman-teman melanjutkan mendaki. Seorang teman memilih tinggal di bawah dan tidak melanjutkan naik karena merasa lelah.
Tanjakan terasa lebih curam, sehingga melangkah dengan lebih berhati-hati. Ketika sampai di sebuah batu besar, jalanan menjadi landai.
Ternyata di balik batu besar masih terdapat beberapa batu besar lagi kira-kira enam biji.
"Mungkinkah ini yang disebut Six Giant Rock?"
Berada di lokasi landai yang banyak batu-batu besar ini, pengunjung sangat ramai. Kebanyakan terdiri dari anak-anak muda dan ada pula pendaki yang sudah separuh baya.
Rasa kagum saya pada pendaki yang sudah separuh baya, sepertinya beliau-beliau sudah terbiasa mendaki dan memiliki stamina yang bagus. Sehingga dapat mendaki Xiangshan sampai di posisi yang tinggi.
Pemandangan juga lebih bagus dan indah. Bangunan kota tampak berjajar berkumpul di suatu wilayah. Sementara di sekelilingnya tampak hijau hutan kota.
Sebuah papan bertuliskan Elephant Mountain, Green Finger terdapat di sisi pagar.
Beberapa pengunjung naik di atas batu-batu besar dan berfoto. Saya dan teman-teman juga naik di atas batu besar.
Dalam hati bertanya-tanya, "Dari manakah asalnya batu-batu besar ini? Batu berukuran sebesar gajah. Mengapa ada di tempat tinggi? Apakah dahulunya ada gunung yang aktif sehingga meletus dan mengeluarkan batu-batu besar?"
Entahlah! Yang pasti saya bertanda-tanya dalam hati, mengapa batu-batu besar bisa berada di atas pegunungan.
Berada di tempat yang banyak batu-batu besar ini pula kami berjumpa dengan pengunjung berkulit putih.
Kami pun meminta berfoto bareng. Untung mereka berkenan berfoto bareng sehingga dapat menjadi kenang-kenangan.
Kami pun meminta berfoto bareng. Untung mereka berkenan berfoto bareng sehingga dapat menjadi kenang-kenangan.
"Terimakasih Kakak-Kakak, sudah bersedia berfoto bersama kami!"
Sekian Rekreasi Mendaki Xiangshan
Waktu beranjak siang, teman-teman ingin menyudahi rekreasi di Gunung Gajah untuk melanjutkan kegiatan lain di Stasiun Taipei.
Lagipula seorang teman yang di bawah, sudah lama menunggu. Padahal mendaki belum benar-benar sampai ke puncak. Ya sudahlah demi kebersamaan akhirnya kami segera turun.
Lagipula seorang teman yang di bawah, sudah lama menunggu. Padahal mendaki belum benar-benar sampai ke puncak. Ya sudahlah demi kebersamaan akhirnya kami segera turun.
Kawan sekian rekreasi kita dan sudah mendaki Gunung Gajah atau Xiangshan.
Anda ingin mendaki Xiangshan?
Transportasi:
Transportasi yang dapat anda gunakan untuk menuju Xiangshan yaitu:
- Naik MRT Jalur Merah dari Stasiun Taipei turun di Stasiun Xiangshan keluar pintu 2. Kemudian berjalan kaki sekitar 750 meter.
Terimakasih anda mengunjungi Blog Rekreasi.