Selamat pagi Teman-Teman, menghirup udara pada pagi hari terasa segarnya.
Apalagi ketika daun-daun berwarna hijau berayun, bergerak lembut tertiup angin maka akan terasa semilir sejuk di badan.
Ngomong-ngomong tentang udara segar, beberapa waktu lalu saya mendatangi sebuah tempat yang memberikan suasana berbeda dari aktifitas kesibukan sehari-hari.
Yaitu berberjalan-jalan di lokasi air terjun.
Alam di sekitarnya berupa hutan terpadu yang rindang. Pohon-pohon tumbuh subur, berdaun lebat dan warna hijaunya memanjakan mata. Namanya Curug Omas.
Seperti apa keindahan Curug Omas? Mari kita melihatnya!
Apalagi ketika daun-daun berwarna hijau berayun, bergerak lembut tertiup angin maka akan terasa semilir sejuk di badan.
Ngomong-ngomong tentang udara segar, beberapa waktu lalu saya mendatangi sebuah tempat yang memberikan suasana berbeda dari aktifitas kesibukan sehari-hari.
Yaitu berberjalan-jalan di lokasi air terjun.
Alam di sekitarnya berupa hutan terpadu yang rindang. Pohon-pohon tumbuh subur, berdaun lebat dan warna hijaunya memanjakan mata. Namanya Curug Omas.
Seperti apa keindahan Curug Omas? Mari kita melihatnya!
Tentang Curug Omas
Menurut wikipedia, Curug Omas terletak di Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda (Tahura) Lembang Jawa Barat, sudah kesohor bagi warga Bandung.
Ketinggiannya mencapai 30 meter serta kedalaman 10 meter merupakan aliran dari Sungai Cikapundung.
Menuju Ke Curug Omas
Hari Minggu yang cerah ketika saya melakukan perjalanan bersama Keluarga dan Kerabat menuju Curug Omas.
Menempuh kendaraan sekitar satu jam, sampailah di daerah Lembang, Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda.
Saya pikir rombongan kami adalah pengunjung yang paling awal datang mengingat ketika sampai disana hari masih sekitar pukul 10 pagi.
Ternyata di depan pintu masuk yang merupakan area parkir kendaraan, sudah berjajar bis pariwisata.
Bis pariwisata berukuran besar, sepertinya membawa pengunjung dari luar kota.
Menempuh kendaraan sekitar satu jam, sampailah di daerah Lembang, Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda.
Saya pikir rombongan kami adalah pengunjung yang paling awal datang mengingat ketika sampai disana hari masih sekitar pukul 10 pagi.
Ternyata di depan pintu masuk yang merupakan area parkir kendaraan, sudah berjajar bis pariwisata.
Bis pariwisata berukuran besar, sepertinya membawa pengunjung dari luar kota.
Melihat banyaknya bis pariwisata membuat saya pun lebih bersemangat untuk segera melihat pemandangan di dalam lokasi Taman Hutan Raya Ir. H.Djuanda.
Dengan membeli karcis yang sangat terjangkau, terlebih dahulu kami berhenti di samping pintu masuk untuk memperhatikan papan keterangan.
Dengan membeli karcis yang sangat terjangkau, terlebih dahulu kami berhenti di samping pintu masuk untuk memperhatikan papan keterangan.
Papan segi empat dengan dua kaki menancap di tanah berisi tulisan yang menerangkan tempat-tempat yang ada di dalam lokasi sekaligus jarak yang harus ditempuh untuk sampai ke tujuan.
- Curug Omas 1 km.
- Curug Lalay 2 km.
- Batu Batik 2.2 km.
- Serta masih banyak titik lokasi yang dapat kita datangi.
Berhubung rombongan terdiri dari ibu-ibu dan anak-anak, maka kami mencoba menuju Curug Omas karena jaraknya yang paling dekat dari pintu masuk.
Hewan Monyet Berkeliaran
Daun hijau, pohon-pohon tinggi di kanan-kiri jalan merupakan pemandangan pertama yang saya lihat.
Udara segar langsung terasa membuat paru-paru bernapas lega.
Tanah sedikit basah akibat hujan semalam. Meski basah tetapi tidak sampai becek karena tanah yang kami lewati sepertinya sudah mengeras akibat sering dipakai para pejalan yang lewat.
Sambil sesekali terdengar suara serangga. Saya bersama rombongan terus berjalan melintasi alam sejuk, segar dan hijau.
Perasaan sudah berjalan cukup lama tetapi belum tiba di tempat yang dituju. Entah mengapa berjalan terasa lama. Mungkin karena jalanan sedikit licin akibat gerimis, sehingga berjalan perlahan.
Ibu-ibu masih tertinggal di belakang berjalan hati-hati sambil mengobrol. Sedangkan anak-anak berjalan lebih gesit bahkan sudah sampai di depan.
Melangkah setapak demi setapak pada jalanan menurun, akhirnya sampailah di lokasi air terjun.
Udara segar langsung terasa membuat paru-paru bernapas lega.
Tanah sedikit basah akibat hujan semalam. Meski basah tetapi tidak sampai becek karena tanah yang kami lewati sepertinya sudah mengeras akibat sering dipakai para pejalan yang lewat.
Sambil sesekali terdengar suara serangga. Saya bersama rombongan terus berjalan melintasi alam sejuk, segar dan hijau.
Perasaan sudah berjalan cukup lama tetapi belum tiba di tempat yang dituju. Entah mengapa berjalan terasa lama. Mungkin karena jalanan sedikit licin akibat gerimis, sehingga berjalan perlahan.
Ibu-ibu masih tertinggal di belakang berjalan hati-hati sambil mengobrol. Sedangkan anak-anak berjalan lebih gesit bahkan sudah sampai di depan.
Melangkah setapak demi setapak pada jalanan menurun, akhirnya sampailah di lokasi air terjun.
Air terjun dibatasi pagar pada sisi-sisinya. Pengunjung hanya boleh melihatnya dari luar pagar untuk menjaga keselamatan.
Beberapa monyet berkeliaran bahkan ada yang duduk di pagar. Saya merasa takut untuk mengulurkan tangan. Tetapi monyet sepertinya sudah terbiasa dengan kedatangan pengunjung di Curug Omas.
Membawakannya makanan seperti kacang dan pisang mungkin akan disukai oleh monyet-monyet tersebut.
Pas di sebelah jatuhan air terjun terdapat jembatan. Saya mencoba melintasi jembatan.
Beberapa monyet berkeliaran bahkan ada yang duduk di pagar. Saya merasa takut untuk mengulurkan tangan. Tetapi monyet sepertinya sudah terbiasa dengan kedatangan pengunjung di Curug Omas.
Membawakannya makanan seperti kacang dan pisang mungkin akan disukai oleh monyet-monyet tersebut.
Foto dokumen pribadi |
Pas di sebelah jatuhan air terjun terdapat jembatan. Saya mencoba melintasi jembatan.
Rasa jantung deg-degan karena jembatan yang bergoyang-goyang.
Ketika menoleh ke belakang ternyata beberapa anak mengikuti saya berjalan di atas jembatan.
Konsentrasi saya agak pecah apalagi di depan mata melihat pemandangan air terjun yang jatuh dengan cepat.
"Syuuut syuuuut byuuur, hhh!"
Konsentrasi saya agak pecah apalagi di depan mata melihat pemandangan air terjun yang jatuh dengan cepat.
"Syuuut syuuuut byuuur, hhh!"
Berpegangan pada pagar besi jembatan membuat perasaan lebih baik.
"Lutut rasanya gemetar!" Ujar Mas Irfan dengan wajah pucat.
Saya tidak menyangka bahwa pria pun merasakan uji nyali yang hebat ketika melintas jarak sekitar tiga meter di depan air terjun.
Untung anak-anak keadaannya baik semua dan mereka menikmati rekreasinya.
Sementara ibu-ibu memilih beristirahat pada rumah kecil di samping air terjun dan melihat pemandangan dari sana.
Berada di seberang air terjun pemandangan juga sangat bagus.
Pohon-pohon berbatang tinggi seperti pilar-pilar kokoh yang menjulang ke langit. Pokok dan akar pohon yang besar tentu menyimpan cadangan air yang banyak sehingga air sungai selalu mengalir.
Beberapa warung makan ramai pengunjung. Ada pula arena bermain anak.
Terlihat beberapa monyet yang berjalan bebas.
Ada perasaan tidak biasa sekaligus senang ketika melihat monyet-monyet tersebut berkeliaran. Hidup berdampingan.
Biasanya melihat monyet berada di dalam kandang serta ada yang diikat tali pada pertunjukan topeng monyet.
Sedangkan di Curug Omas area Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda, monyet bergerak bebas.
Di dekat curug juga terdapat batu prasasti yang berisi keterangan tempat-tempat yang dapat kita kunjungi.
Kemudian menuruni undakan batu untuk menyeberangi sungai melewati jembatan kedua. Berhenti sebentar di atas jembatan sambil memandang air terjun di kejauhan.
Berada di seberang air terjun pemandangan juga sangat bagus.
Pohon-pohon berbatang tinggi seperti pilar-pilar kokoh yang menjulang ke langit. Pokok dan akar pohon yang besar tentu menyimpan cadangan air yang banyak sehingga air sungai selalu mengalir.
Beberapa warung makan ramai pengunjung. Ada pula arena bermain anak.
Terlihat beberapa monyet yang berjalan bebas.
Ada perasaan tidak biasa sekaligus senang ketika melihat monyet-monyet tersebut berkeliaran. Hidup berdampingan.
Biasanya melihat monyet berada di dalam kandang serta ada yang diikat tali pada pertunjukan topeng monyet.
Sedangkan di Curug Omas area Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda, monyet bergerak bebas.
Di dekat curug juga terdapat batu prasasti yang berisi keterangan tempat-tempat yang dapat kita kunjungi.
Kemudian menuruni undakan batu untuk menyeberangi sungai melewati jembatan kedua. Berhenti sebentar di atas jembatan sambil memandang air terjun di kejauhan.
Berada tidak jauh dari Curug Omas masih terdapat curug-curug yang lebih kecil yaitu:
- Curug Cigulung.
- Curug Cikoleang.
- Curug Cikawari, ketiganya ini merupakan Curug Maribaya.
Air Terjun Curug Omas
Teman-Teman inilah foto air terjun Curug Omas dengan kedalaman 10 meter. Air yang tadinya mengalir perlahan tiba-tiba turun dengan cepat. Sangat indah, kalau melihat dari jarak lebih dekat jantung bisa berdebar-debar.
Hanya berjarak sekitar tiga meter terdapat jembatan. Jembatan dan pagar besi dapat menjadi pegangan ketika melintas di depan air terjun.
Pagar kawat berduri pun menjaga pengunjung agar hanya melihat air terjun dari tempat yang lebih aman.
Hari mulai siang, pengunjung lebih berdatangan.
Memperhatikan jalan di sekitar, ada papan bertuliskan Goa Jepang.
Perasaan ingin menuju ke sana, tetapi ibu-ibu rombongan tidak mau. Ya sudah, mereka akhirnya mengajak pulang.
Istirahat Di Gubug
Berjalan santai meninggalkan lokasi Curug Omas. Sambil memandang rumput yang tumbuh di samping jalan. Beberapa pohon sedang berbunga.
Anak-anak berjalan lebih cepat, sedangkan ibu-ibu seperti di awal berjalan di belakang.
Melaui jalan setapak, beberapa kali menjumpai pengunjung yang sedang duduk di warung pinggir jalan.
Kalau mungkin ingin membeli minuman kita pun dapat beristirahat disana.
Hilir mudik pengemudi ojek membawa penumpang yang ingin mengunjungi tempat-tempat rekreasi di dalam Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda.
Ada Tebing Keraton, Selendang Dayang Sumbi, Prasasti Raja Thailand, artefak kebudayaan kuno di Dago Pakar serta lainnya yang jaraknya cukup jauh dari pintu masuk. Ketika menggunakan jasa ojek tentu menjadi cepat sampai tujuan tanpa harus kelelahan.
Ibu-ibu masih belum kelihatan. Saya dan anak-anak beristirahat di gubug pinggir jalan, sambil menunggu ibu-ibu datang.
Setelah ibu-ibu datang, kami melanjutkan menuju pintu keluar. Di sebelah pintu keluar terdapat masjid dan kamar kecil.
Pengunjung dapat menggunakan fasilitas tersebut.
Sekian Rekreasi Di Curug Omas
Teman-Teman demikian Rekreasi Nusantara di Curug Omas dan sudah melihat air terjun yang berada di dalam Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda.
Anda ingin mengunjunginya?
Karena jarak yang cukup jauh dari pintu masuk sampai lokasi air terjun, menyewa ojek dapat menjadi pilihan.
Tetapi apabila ingin melihat tanaman yang tumbuh sepanjang jalan, menghirup udara segar, berjalan santai berramai-ramai sambil sesekali istirahat di warung pun akan sangat menyenangkan.
Terimakasih untuk Keluarga, Kerabat dan Sahabat, sudah bersama di Curug Omas.