Selamat pagi.
Pengunjung Blog Rekreasi ada sebuah cerita di pagi hari.
Pagi-pagi sekali saya mendapatkan sebuah pesan singkat di ponsel.
Pengunjung Blog Rekreasi ada sebuah cerita di pagi hari.
Pagi-pagi sekali saya mendapatkan sebuah pesan singkat di ponsel.
"Mbak jadi keluar apa tidak? Bagaimana rencana kita untuk ke Bihu Park?" pesan dari Kris.
"Kamu sendiri bagaimana, apakah ingin keluar apa tidak?" saya membalasnya.
"Ya! Ingin keluar agar dapat rekreasi, karena di rumah jenuh!" balas Kris lagi.
"Baiklah kalau begitu, kita jadi keluar dan libur ke Bihu Park!" saya membalasnya lagi agar hati kami mantap untuk keluar rumah dan rekreasi bersama.
Begitulah perbincangan saya dengan seorang teman ketika ingin berlibur tetapi cuaca sedang mendung dan turun gerimis sehingga hati menjadi bimbang apakah akan keluar rumah berlibur atau kah tidak.
Menuju Taipei Main Station
Saya meneliti lagi sejumlah perlengkapan yang diperlukan ketika melakukan rekreasi. Terutama membawa uang, ponsel, kartu serbaguna, pulpen, buku catatan dan kartu identitas.
Setelah semuanya lengkap dan memasukkannya ke dalam tas, saya bergegas pamit kepada penghuni rumah yaitu bos.
Kemudian saya menuju halte bis yang tidak jauh dari rumah untuk menuju Taipei Main Station atau Stasiun Taipei. Banyak bis menuju kesana seperti 262, 605 dan lainnya.
Setelah semuanya lengkap dan memasukkannya ke dalam tas, saya bergegas pamit kepada penghuni rumah yaitu bos.
Kemudian saya menuju halte bis yang tidak jauh dari rumah untuk menuju Taipei Main Station atau Stasiun Taipei. Banyak bis menuju kesana seperti 262, 605 dan lainnya.
Stasiun Taipei saya tempuh dalam waktu sekitar 15 menit menggunakan bis 262, sampai di sana gerimis masih turun. Ketika pintu bis membuka saya menggesek kartu pintar kemudian segera berlari kecil agar sampai di koridor lalu berteduh di bawahnya
Berada di lorong koridor saya agak kaget sekaligus merasa lega. Meskipun mendung dan gerimis tetapi pengunjung di Stasiun Taipei sangat ramai. Tentunya mereka ingin mengisi akhir pekan. Ternyata gerimis tidak menyurutkan niat untuk berlibur.
Bahkan beberapa tenda tampak berdiri dan sudah siap untuk melangsungkan acara di area selatan stasiun pada siang harinya.
Melihat ramai pengunjung menambah semangat saya menikmati hari libur meskipun cuaca kurang mendukung.
Bahkan beberapa tenda tampak berdiri dan sudah siap untuk melangsungkan acara di area selatan stasiun pada siang harinya.
Melihat ramai pengunjung menambah semangat saya menikmati hari libur meskipun cuaca kurang mendukung.
Menuju Ke Bihu Park
Tidak berapa lama teman berdatangan satu-persatu sekitar tujuh orang berkumpul. Setelah sarapan pagi bersama kami pun berangkat ke Bihu Park.
Banyak cara untuk ke Bihu Park, kami memilih naik MRT dari Taipei Main Station ambil jalur Bannan Line menuju Zhongxiao Fuxing Station. Kemudian pindah ke MRT Wenhu Line dan turun di Bihu Park Station.
Sesampainya di Bihu Park Station menjadi agak bingung lalu kami bertanya kepada warga tentang arah menuju ke Bihu Park.
Ternyata setelah keluar dari stasiun berjalan ke arah kanan, sampai pada perempatan lampu lalu lintas belok lagi ke kanan, maka sekitar 100 meter sudah sampai di Taman Bihu.
Sesampainya di Bihu Park Station menjadi agak bingung lalu kami bertanya kepada warga tentang arah menuju ke Bihu Park.
Ternyata setelah keluar dari stasiun berjalan ke arah kanan, sampai pada perempatan lampu lalu lintas belok lagi ke kanan, maka sekitar 100 meter sudah sampai di Taman Bihu.
Ah! Sesampainya di Bihu Park pun cuaca masih mendung, gerimis kecil yang turun tiada henti.
Saya agak khawatir kalau teman-teman tidak nyaman rekreasi di tengah gerimis.
Namun seketika itu juga kekhawatiran saya hilang melihat mereka yang ceria dan tetap menikmati pemandangan alam bersama.
Gerimis yang turun tiada henti membuat saya dan teman-teman hanya dapat menikmati pemandangan di sekitar paviliun.
Melihat danau tampak airnya menggenangi hingga hampir penuh ke bibir danau.
Airnya tenang serta bening memantulkan bayangan benda-benda di sekitar danau seolah-olah cermin raksasa yang indah.
Pagar besi dan kayu membatasi tepi danau, sementara beberapa burung asyik bertengger di atas pagar sepertinya tidak terusik oleh gerimis yang turun.
Memandang di seberang danau ada jembatan berwarna putih yang kelihatan kecil karena dari kejauhan. Saya ingin kesana melihat dari dekat pemandangannya serta ingin melintasi jembatannya tentu sangat indah.
Sayang, teman-teman merasa enggan menuju jembatan karena cuaca masih gerimis dan mencegah saya agar tidak kesana.
Saya pun mempertimbangkan saran mereka dan melihat pemandangan di area paviliun saja.
Teman-teman duduk di kursi yang ada di tengah-tengah paviliun. Meja bulat terbuat dari semen berada di tengah dengan dikelilingi beberapa kursi di pinggirnya, teman-teman duduk bersama sambil menikmati bekal makanan yang mereka bawa.
Saya masih senang berada di sudut paviliun karena menemukan keindahan berupa tanaman bunga kertas yang tumbuh menjalar hingga ke atap paviliun.
Batang pohon bunga kertas saling melilit seperti untaian tali tambang.
Sementara bunganya berwarna merah jambu bermekaran di ujung ranting. Bunga berkelompok membuat warna merah jambunya semakin cerah.
Untung bertemu bunga kertas merah jambu yang entah mengapa mirip warnanya dengan baju luaran yang saya kenakan.
Sehingga cukup menghibur hati. Walaupun tidak dapat mengelilingi tepi danau karena gerimis, tetapi terhibur oleh cantiknya bunga kertas merah jambu.
Berada di kejauhan memandang pegunungan yang ada di balik rumah-rumah penduduk. Pegunungan tampak berwarna kebiruan juga kelihatan sangat kokoh menjulang berdiri di atas bumi. Mungkin seperti disebutkan kalau gunung adalah pasak bumi. Begitupun pegunungan terjadi sepertinya agar bumi lebih stabil ketika ada gempa.
Kabut putih yang menyelimuti puncak gunung membuatnya semakin menawan.
Pertanyaan tiba-tiba muncul dari dalam hati.
"Siapakah yang membawa kabut lalu menyelimutkannya di puncak gunung itu ya?"
Saya pun menjadi teringat ketika cuaca dingin atau sedang tidur lalu membalut badan dengan selimut untuk menghangatkan badan.
Apakah gunung juga merasa kedinginan karena gerimis? Sehingga kabut menyelimutinya agar menjadi hangat?
Ah ada-ada saja pemikiran saya.
Saya agak khawatir kalau teman-teman tidak nyaman rekreasi di tengah gerimis.
Namun seketika itu juga kekhawatiran saya hilang melihat mereka yang ceria dan tetap menikmati pemandangan alam bersama.
Bunga Kertas Merah Jambu
Gerimis yang turun tiada henti membuat saya dan teman-teman hanya dapat menikmati pemandangan di sekitar paviliun.
Melihat danau tampak airnya menggenangi hingga hampir penuh ke bibir danau.
Airnya tenang serta bening memantulkan bayangan benda-benda di sekitar danau seolah-olah cermin raksasa yang indah.
Pagar besi dan kayu membatasi tepi danau, sementara beberapa burung asyik bertengger di atas pagar sepertinya tidak terusik oleh gerimis yang turun.
Memandang di seberang danau ada jembatan berwarna putih yang kelihatan kecil karena dari kejauhan. Saya ingin kesana melihat dari dekat pemandangannya serta ingin melintasi jembatannya tentu sangat indah.
Sayang, teman-teman merasa enggan menuju jembatan karena cuaca masih gerimis dan mencegah saya agar tidak kesana.
Saya pun mempertimbangkan saran mereka dan melihat pemandangan di area paviliun saja.
Teman-teman duduk di kursi yang ada di tengah-tengah paviliun. Meja bulat terbuat dari semen berada di tengah dengan dikelilingi beberapa kursi di pinggirnya, teman-teman duduk bersama sambil menikmati bekal makanan yang mereka bawa.
Saya masih senang berada di sudut paviliun karena menemukan keindahan berupa tanaman bunga kertas yang tumbuh menjalar hingga ke atap paviliun.
Batang pohon bunga kertas saling melilit seperti untaian tali tambang.
Sementara bunganya berwarna merah jambu bermekaran di ujung ranting. Bunga berkelompok membuat warna merah jambunya semakin cerah.
Untung bertemu bunga kertas merah jambu yang entah mengapa mirip warnanya dengan baju luaran yang saya kenakan.
Sehingga cukup menghibur hati. Walaupun tidak dapat mengelilingi tepi danau karena gerimis, tetapi terhibur oleh cantiknya bunga kertas merah jambu.
Berada di kejauhan memandang pegunungan yang ada di balik rumah-rumah penduduk. Pegunungan tampak berwarna kebiruan juga kelihatan sangat kokoh menjulang berdiri di atas bumi. Mungkin seperti disebutkan kalau gunung adalah pasak bumi. Begitupun pegunungan terjadi sepertinya agar bumi lebih stabil ketika ada gempa.
Kabut putih yang menyelimuti puncak gunung membuatnya semakin menawan.
Pertanyaan tiba-tiba muncul dari dalam hati.
"Siapakah yang membawa kabut lalu menyelimutkannya di puncak gunung itu ya?"
Saya pun menjadi teringat ketika cuaca dingin atau sedang tidur lalu membalut badan dengan selimut untuk menghangatkan badan.
Apakah gunung juga merasa kedinginan karena gerimis? Sehingga kabut menyelimutinya agar menjadi hangat?
Ah ada-ada saja pemikiran saya.
Rasa Yang Tenang di Tepi Danau
Berada di tepi danau Bihu Park saya merasakan udara segar. Mungkin karena pohon-pohon yang rindang dan daunnya hijau serta lokasi taman yang cukup jauh dari jalan raya membuat Bihu Park cocok untuk singgah beberapa jam ketika akhir pekan.
Suasananya yang tenang menyegarkan pikiran. Sambil ngobrol bersama teman atau menikmati makanan ringan di sana cukup mengasyikkan.
Melihat burung sesekali terbang melintas di atas air danau, sesekali hinggap di pagar menjadi pemandangan yang menawan.
Beberapa pemancing menyandarkan pancingnya di atas pagar pinggir danau.
Di paviliun tepi danau Bihu Park juga menjadi tempat olahraga para penduduk setempat.
Dengan menyetel musik di kaset, mereka menggerakkan badan sesuai irama. Ranting dan bunga kertas menjalar dan memayungi atap paviliun tempat warga berolahraga.
Mereka bahkan menyapa kami dengan ramah.
Suasananya yang tenang menyegarkan pikiran. Sambil ngobrol bersama teman atau menikmati makanan ringan di sana cukup mengasyikkan.
Burung bertengger di tepi danau. |
Melihat burung sesekali terbang melintas di atas air danau, sesekali hinggap di pagar menjadi pemandangan yang menawan.
Beberapa pemancing menyandarkan pancingnya di atas pagar pinggir danau.
Di paviliun tepi danau Bihu Park juga menjadi tempat olahraga para penduduk setempat.
Dengan menyetel musik di kaset, mereka menggerakkan badan sesuai irama. Ranting dan bunga kertas menjalar dan memayungi atap paviliun tempat warga berolahraga.
Mereka bahkan menyapa kami dengan ramah.
Gerimis masih juga turun sehingga ambut menjadi kusut akibat tertimpa air gerimis.
Ketika teman-teman ingin berphoto bersama-sama di tepi danau. Bagaimana caranya sedangkan gerimis masih turun?
Ternyata kita punya cara. Mereka segera berjajar di dekat pagar tepi danau kemudian satu orang mengambilkan photo.
Dalam hitungan detik mereka kembali berlarian untuk berteduh di paviliun.
Begitu bergantian beberapa kali agar mendapatkan photo dan kami sudah merasa gembira.
Ketika teman-teman ingin berphoto bersama-sama di tepi danau. Bagaimana caranya sedangkan gerimis masih turun?
Ternyata kita punya cara. Mereka segera berjajar di dekat pagar tepi danau kemudian satu orang mengambilkan photo.
Dalam hitungan detik mereka kembali berlarian untuk berteduh di paviliun.
Begitu bergantian beberapa kali agar mendapatkan photo dan kami sudah merasa gembira.
Demikian Rekreasi di Bihu Park
Tidak terasa waktu sudah beranjak tengah hari. Teman-teman berniat menyudahi rekreasi di Bihu Park untuk melanjutkan kegiatan lainnya di Taipei.
Pengunjung Blog Rekreasi demikian jalan-jalan kita bersama Blog Rekreasi Taiwan dan kita sudah merasakan suasana tenang di tepi danau, melihat pesona airnya melimpah serta bunga kertas merah jambu.
Apakah anda sudah pernah berkunjung ke Taman Bihu? Kalau belum mungkin anda ingin mengunjunginya untuk 2-3 jam rekreasi di sana.
Apakah anda sudah pernah berkunjung ke Taman Bihu? Kalau belum mungkin anda ingin mengunjunginya untuk 2-3 jam rekreasi di sana.
Alamatnya:
Bihu Park no. 175, section 2, Neihu Rd, Kabupaten Neihu, Kota Taipei, 114.
Transportasi yang dapat anda gunakan untuk mengunjungi Bihu Park yaitu:
- Dari TMS naik MRT jalur Bannan Line turun Zhongxiao Fuxing Station lalu pindah ke jalur Wenhu Line kemudian turun di Wende Station keluar pintu 2, ambil jalan kanan 700 meter sampai di Taman Bihu.
- Dari TMS turun di Daan Station, pindah jurusan ke Wende astation.
- Dari Zhongshan Station turun di Nanjing Fuxing Station oper dan turun di Wende Station keluar pintu 2.
- Naik bis 247, 287.