Ads

27 July 2016

Bihu Park | Pesona Danau dan Bunga Kertas di Paviliun | Blog Rekreasi


Selamat pagi.

Pengunjung Blog Rekreasi ada sebuah cerita di pagi hari.

Pagi-pagi sekali saya mendapatkan sebuah pesan singkat di ponsel.
"Mbak jadi keluar apa tidak? Bagaimana rencana kita untuk ke Bihu Park?" pesan dari Kris.
"Kamu sendiri bagaimana, apakah ingin keluar apa tidak?" saya membalasnya.
"Ya! Ingin keluar agar dapat rekreasi, karena di rumah jenuh!" balas Kris lagi.
"Baiklah kalau begitu, kita jadi keluar dan libur ke Bihu Park!"  saya membalasnya lagi agar hati kami mantap untuk keluar rumah dan rekreasi bersama.

Begitulah perbincangan saya dengan seorang teman ketika ingin berlibur tetapi cuaca sedang mendung dan turun gerimis sehingga hati menjadi bimbang apakah akan keluar rumah berlibur atau kah tidak.

Menuju Taipei Main Station


Saya meneliti lagi sejumlah perlengkapan yang diperlukan ketika melakukan rekreasi. Terutama membawa uang, ponsel,  kartu serbaguna, pulpen, buku catatan dan kartu identitas.
Setelah semuanya lengkap dan memasukkannya ke dalam tas, saya bergegas pamit kepada penghuni rumah yaitu bos.

Kemudian saya menuju halte bis yang tidak jauh dari rumah untuk menuju Taipei Main Station atau Stasiun Taipei. Banyak bis menuju kesana seperti 262, 605 dan lainnya.

Stasiun Taipei saya tempuh dalam waktu sekitar 15 menit menggunakan bis 262, sampai di sana gerimis masih turun. Ketika pintu bis membuka saya menggesek kartu pintar kemudian  segera berlari kecil agar sampai di koridor lalu berteduh di bawahnya 

Berada di lorong koridor saya agak kaget sekaligus merasa lega. Meskipun mendung dan gerimis tetapi pengunjung di Stasiun Taipei sangat ramai. Tentunya mereka ingin mengisi akhir pekan. Ternyata gerimis tidak menyurutkan niat untuk berlibur.

Bahkan beberapa tenda tampak berdiri dan sudah siap untuk melangsungkan acara di area selatan stasiun pada siang harinya.

Melihat ramai pengunjung menambah semangat saya menikmati hari libur meskipun cuaca kurang mendukung.

Menuju Ke Bihu Park


Tidak berapa lama teman berdatangan satu-persatu sekitar tujuh orang berkumpul. Setelah sarapan pagi bersama kami pun berangkat ke Bihu Park.
Banyak cara untuk ke Bihu Park, kami memilih naik MRT dari Taipei Main Station ambil jalur Bannan Line menuju Zhongxiao Fuxing Station. Kemudian pindah ke MRT Wenhu Line dan turun di Bihu Park Station.

Sesampainya di Bihu Park Station menjadi agak bingung lalu kami bertanya kepada warga tentang arah menuju ke Bihu Park.
Ternyata setelah keluar dari stasiun berjalan ke arah kanan, sampai pada perempatan lampu lalu lintas belok lagi ke kanan, maka sekitar 100 meter sudah sampai di Taman Bihu.

Ah! Sesampainya di Bihu Park pun cuaca masih mendung, gerimis kecil yang turun tiada henti.
Saya agak khawatir kalau teman-teman tidak nyaman rekreasi di tengah gerimis.
Namun seketika itu juga kekhawatiran saya hilang melihat mereka yang ceria dan tetap menikmati pemandangan alam bersama.

Bunga Kertas Merah Jambu


Gerimis yang turun tiada henti membuat saya dan teman-teman hanya dapat menikmati pemandangan di sekitar paviliun.
Melihat danau tampak airnya menggenangi hingga hampir penuh ke bibir danau.
Airnya tenang serta bening memantulkan bayangan benda-benda di sekitar danau seolah-olah cermin raksasa yang indah.

Pagar besi dan kayu membatasi tepi danau, sementara beberapa burung asyik bertengger di atas pagar sepertinya tidak terusik oleh gerimis yang turun.

Memandang di seberang danau ada jembatan berwarna putih yang kelihatan kecil karena dari kejauhan. Saya ingin kesana melihat dari dekat pemandangannya serta ingin melintasi jembatannya tentu sangat indah.
Sayang, teman-teman merasa enggan menuju jembatan karena cuaca masih gerimis dan mencegah saya agar tidak kesana.
Saya pun mempertimbangkan saran mereka dan melihat pemandangan di area paviliun saja.

Teman-teman duduk di kursi yang ada di tengah-tengah paviliun. Meja bulat  terbuat dari semen berada di tengah dengan dikelilingi beberapa kursi di pinggirnya, teman-teman duduk bersama sambil menikmati bekal makanan yang mereka bawa.

blog-rekreasi-taman-bihu

Saya masih senang berada di sudut paviliun karena menemukan keindahan berupa tanaman bunga kertas yang tumbuh menjalar hingga ke atap paviliun.

Batang pohon bunga kertas saling melilit seperti untaian tali tambang.
Sementara bunganya berwarna merah jambu bermekaran di ujung ranting. Bunga berkelompok membuat warna merah jambunya semakin cerah.

Untung bertemu bunga kertas merah jambu yang entah mengapa mirip warnanya dengan baju luaran yang saya kenakan.
Sehingga cukup menghibur hati. Walaupun tidak dapat mengelilingi tepi danau karena gerimis, tetapi terhibur oleh cantiknya bunga kertas merah jambu.

Berada di kejauhan memandang pegunungan yang ada di balik rumah-rumah penduduk. Pegunungan tampak berwarna kebiruan juga kelihatan sangat kokoh menjulang berdiri di atas bumi. Mungkin seperti disebutkan kalau gunung adalah pasak bumi. Begitupun pegunungan terjadi sepertinya agar  bumi lebih stabil ketika ada gempa.

Kabut putih yang menyelimuti puncak gunung membuatnya semakin menawan.
Pertanyaan tiba-tiba muncul dari dalam hati.
"Siapakah yang membawa kabut lalu menyelimutkannya di puncak gunung itu ya?"
Saya pun menjadi teringat ketika cuaca dingin atau sedang tidur lalu membalut badan dengan selimut untuk menghangatkan badan.
Apakah gunung juga merasa kedinginan karena gerimis? Sehingga kabut menyelimutinya agar menjadi hangat?
Ah ada-ada saja pemikiran saya.

Rasa Yang Tenang di Tepi Danau


Berada di tepi danau Bihu Park saya merasakan udara segar. Mungkin karena pohon-pohon yang rindang dan daunnya hijau serta lokasi taman yang cukup jauh dari jalan raya membuat Bihu Park cocok untuk singgah beberapa jam ketika akhir pekan.

Suasananya yang tenang menyegarkan pikiran. Sambil ngobrol bersama teman atau menikmati makanan ringan di sana cukup mengasyikkan.

taman-bihu-blog-rekreasi
Burung bertengger di tepi danau.

Melihat burung sesekali terbang melintas di atas air danau, sesekali hinggap di pagar menjadi pemandangan yang menawan.
Beberapa pemancing menyandarkan pancingnya di atas pagar pinggir danau.

Di paviliun tepi danau Bihu Park juga menjadi tempat olahraga para penduduk setempat.
Dengan menyetel musik di kaset, mereka menggerakkan badan sesuai irama. Ranting dan bunga kertas menjalar dan memayungi atap paviliun tempat warga berolahraga.
Mereka bahkan menyapa kami dengan ramah.

Gerimis masih juga turun sehingga ambut menjadi kusut akibat tertimpa air gerimis.
Ketika teman-teman ingin berphoto bersama-sama di tepi danau. Bagaimana caranya sedangkan gerimis masih turun?

Ternyata kita punya cara. Mereka segera berjajar di dekat pagar tepi danau kemudian satu orang mengambilkan photo.
Dalam hitungan detik mereka kembali berlarian untuk berteduh di paviliun.
Begitu bergantian beberapa kali agar mendapatkan photo dan kami sudah merasa gembira.

Demikian Rekreasi di Bihu Park


Tidak terasa waktu sudah beranjak tengah hari. Teman-teman berniat menyudahi rekreasi di Bihu Park untuk melanjutkan kegiatan lainnya di Taipei.

Pengunjung Blog Rekreasi demikian jalan-jalan kita bersama Blog Rekreasi Taiwan dan kita sudah merasakan suasana tenang di tepi danau, melihat pesona airnya melimpah serta bunga kertas merah jambu.

Apakah anda sudah pernah berkunjung ke Taman Bihu? Kalau belum mungkin anda ingin mengunjunginya untuk 2-3 jam rekreasi di sana.

Alamatnya:
Bihu Park no. 175, section 2, Neihu Rd, Kabupaten Neihu, Kota Taipei, 114.

Transportasi yang dapat anda gunakan untuk mengunjungi Bihu Park yaitu:
  • Dari TMS naik MRT jalur Bannan Line turun Zhongxiao Fuxing  Station lalu pindah ke jalur Wenhu Line kemudian turun di Wende Station keluar pintu 2, ambil jalan kanan 700 meter sampai di Taman Bihu.
  • Dari TMS turun di Daan Station, pindah jurusan ke Wende astation.
  • Dari Zhongshan Station turun di Nanjing Fuxing Station oper dan turun di Wende Station keluar pintu 2.
  • Naik bis 247, 287.

Artikel Serupa



19 July 2016

Dahu Park | Jembatan Bulan di Taman Dahu | Blog Rekreasi


Selamat pagi.

Pengunjung Blog Rekreasi bagaimana kabar anda hari ini? Semoga kabar baik selalu ya? Semoga anda dan saya terus bersemangat melakukan aktifitas.

Nah akhir pekan sebentar lagi tiba, apakah anda sedang merencakan berlibur? Tempat seperti apa yang ingin anda kunjungi?

Mungkin anda ingin rekreasi di taman yang rindang, melihat airnya melimpah pada sebuah danau yang membuat perasaan senang serta jembatan cantik yang memiliki bulatan tengah yang menyerupai bentuk bulan?

Tepat sekali! Saya beberapa waktu lalu dalam Rekreasi Taiwan menemukan tempat yang menarik, berupa taman rindang. 
Disana juga terdapat danau dengan airnya melimpah, sehingga angsa-angsa berenang kian-kemari yang sangat indah. Nama tempatnya berada di Dahu Park. Seperti apa keindahannya? Mari kita melihatnya!


Menuju Ke Dahu Park


Minggu pagi saya dan teman-teman berkumpul di Stasiun Taipei untuk melakukan rekreasi di tempat yang sudah  menjadi rencana bersama yaitu ke Dahu Park.

Untuk menuju kesana kami naik MRT dari Taipei Main Station menempuh jalur Bannan warna biru dan turun di Zhongxiao Fuxing Station. Kemudian naik eskalator untuk pindah ke MRT  jalur Wenhu warna coklat menuju Dahu Park Station. Hanya menempuh sekitar setengah jam saja sudah sampai di lokasi.

Ketika keluar dari kereta dan masih berada di dalam Dahu Park Station maka pemandangan asri sudah kelihatan dari balik kaca stasiun, tepatnya melihat dari samping ruangan tunggu.
Rimbunnya pohon-pohon berdaun hijau serta lapangan rumput yang menghampar seperti permadani yang sejuk memandangnya.

Melihat keindahan tersebut saya dan teman-teman bergegas menuruni tangga eskalator dan keluar stasiun untuk memasuki area taman.

Menggelar Tikar Di Bawah Pohon


Setibanya di Dahu Park waktu sudah  menunjukkan sekitar pukul 10 pagi, sehingga perut pun merasa keroncongan karena memang belum sarapan.
Lagi pula memang niat saya dan teman-teman sengaja dari rumah tidak sarapan karena kami sepakat untuk membawa bekal liburan dan ingin menikmati bersama sambil duduk di taman.

Akhirnya kami mencari tempat yang cocok untuk menggelar tikar yaitu di bawah pohon berdaun rimbun.
Sinar matahari yang sudah mulai hangat, menjadi teduh terhalang oleh daun-daun. Ditambah semilir angin membuat lebih nyaman suasana.

Saya dan teman-teman segera mengeluarkan bekal masing-masing. Ada yang bagian membawa nasi, ada yang membawa sayur matang. Saya kebagian membawa buah-buahan.

Widuri membawa sayur urap lengkap dengan kecambah, kacang panjang dan kangkung.
Mbak Wanty membawa rempeyek kacang dan ikan tongkol bumbu pedas.
Wah sedapnya menikmati  nasi putih ditemani urap sayur dan ikan tongkol. Tidak lupa kerupuk yang menjadikan kriuk.
"Wah nikmat sekali! Terimakasih Widuri, masakanmu menggoyang lezat sekali! Terimakasih juga Mbak Wanty, ikan tongkolnya mantap, pedasnya pas  sehingga nambah nasinya. Nyamm".

Masakan teman-teman yang lezat membuat perut kenyang sehingga kami  lebih bersemangat untuk menyusuri sudut-sudut Dahu Park.

Air Danau Melimpah


Setelah selesai menikmati masakan sedap khas Nusantara buatan teman-teman, tibalah saatnya untuk melihat-lihat taman sekaligus untuk berphoto.

Kami menuju tepi danau. Melihat air yang melimpah hingga ke bibir danau, membuat perasaan saya lebih tenang. Bahkan pikiran saya langsung melayang pada petani. Mungkin karena saya anak petani ya?

Dengan adanya air danau yang melimpah tersebut tentu para petani dapat mengairi sawah dengan lancar tanpa takut kekurangan air.
Tanaman tumbuh subur sehingga berbuah dan panen yang sangat bermanfaat untuk masyarakat banyak.
Wah senang sekali!

Hmm! Saya menghentikan angan-angan tentang para petani karena sedang rekreasi bersama teman-teman dan kembali fokus menikmati pemandangan.
Pohon-pohon rindang yang tumbuh dan ditanam di pinggir danau daunnya sangat rimbun. Batangnya melengkung menjuntai hingga menyentuh permukaan air sangat menawan.

Beberapa batu besar berwarna hitam  berada tidak jauh dari tepi danau. Duduk di sana sambil memandang taman.
Kelihatan beberapa angsa putih berenang kian kemari.
"Senang sekali angsa-angsa itu, air danau yang melimpah membuatnya bebas berenang. Badan angsa dengan sangat ringan mengapung di atas air."

Tampak pula beberapa pria sedang duduk santai di tepi danau menunggu ikan menyantap umpan di pancingnya.
Wah, benar-benar tempat yang nyaman! Para pemancing tidak sedikitpun terganggu oleh kedatangan pengunjung yang berjalan kian-kemari. Mereka terus saja duduk menikmati kegiatan memancingnya.

Sekilas dari balik rimbunnya pohon-pohon  kelihatan jembatan berwarna merah bata dan kombinasi putih yang melintang di atas danau.
"Wow itu dia Jembatan Bulan, indahnya!" saya berseru dalam hati dan ingin segera melihatnya dari dekat.

Untuk itu saya dan teman-teman berjalan memutari pinggiran danau, kemudian melewati paviliun lalu sampai di jembatan.

Jembatan Bulan Nan Menawan


Sesudah memutari sisi danau tibalah di dekat Jembatan Bulan. Sungguh jembatan yang sangat indah, saya belum pernah melihat sebelumnya.

jembatan-bulan-dahu-park-taiwan-blog-rekreasi

Sebutan Jembatan Bulan karena lubang bulat yang berada di tengah jembatan menyerupai bentuk bulan. Lubang bulat tersebut merupakan saluran air danau yang apabila malam tiba, dengan cahaya pemandangan akan lebih bagus lagi.

Duduk di tepi danau sambil memandang airnya melimpah.
Beberapa pengunjung melintasi jembatan dan melihat pemandangan dari atasnya.
Sementara di belakang danau tampak pohon-pohon berdaun rimbun menghijau di perbukitan.
Rupanya pohon-pohon yang tinggi besar tersebut yang menyimpan cadangan air dan membuat air danau selalu penuh air.

Saya dan teman-teman masih senang rekreasi di Dahu Park. Mengambil photo pemandangan maupun mengambil photo bergantian dengan mereka.

Sebenarnya lokasi Dahu Park yang belum kami lihat masih banyak seperti tempat memancing, area berenang serta lainnya.
Tiba-tiba hujan turun dan semakin deras sehingga kami bergegas menuju ke dalam ruangan Dahu Park Station untuk berteduh beberapa saat.

Untungnya di dalam stasiun terdapat ruang tunggu yang memiliki beberapa kursi meskipun tidak banyak dan kami pun duduk disana.
Duduk di ruang tunggu pun suasananya cukup nyaman karena fasilitas yang lengkap. Terdapat toko serba ada serta toilet umum yang sangat bersih.

Pengunjung Blog Rekreasi apakah anda sudah mengunjungi Dahu Park? Kalau belum apakah anda ingin kesana? Taman ini cocok untuk anda singgahi sekitar 2-3 jam, sudah lumayan untuk menikmati pemandangannya.

Transportasi


Transportasi yang dapat anda gunakan untuk menuju ke Dahu Park yaitu:

Dari Taipei Main Station naik Jalur Biru turun di Zhongxiao Fuxing Station  kemudian oper ke Jalur Coklat dan turun di Dahu Park Station.

Terimakasih anda mengunjungi Blog Rekreasi.

Artikel Serupa:



Sung Ye Museum | Mengetahui Pakaian Khas Masyarakat Aborigin Taiwan | Blog Rekreasi


   
Selamat pagi.

Pengunjung Blog Rekreasi bagaimana kabar anda hari ini? Semoga kabar baik selalu ya? Akhir pekan sebentar lagi tiba.  Sudahkah anda memiliki rencana  untuk  mengisi hari libur?
Mungkin anda ingin berkumpul keluarga dan membuat acara bersama? Mungkin juga anda ingin berjalan-jalan bersama teman?

Tempat seperti apa yang kira-kira ingin anda kunjungi? Mungkin anda ingin  mengetahui serta melihat benda-benda yang digunakan oleh masyarakat Aborigin di masa lampau?

Saya dalam kesempatan Rekreasi Taiwan pada beberapa waktu lalu berjalan-jalan ke Sung Ye Museum. Sebuah tempat yang mengumpulkan benda-benda masyarakat Aborigin penduduk pribumi Taiwan.
Benda tradisional berupa alat pertanian, perkakas rumah tangga, pakaian serta perhiasan yang menjadi budaya kehidupan mereka sehari-hari.

Seperti apa cerita selengkapnya jalan-jalan ke Museum Sung Ye melihat pakaian masyarakat Aborigin? Mari kita melihatnya!

Tentang  Sung Ye Museum


Sung Ye Museum adalah sebuah museum ethnologi yang mengumpulkan benda-benda sebagai penelitian yang terkait penduduk pribumi Taiwan.

Alamatnya di: No.282, Seksi 2, Zhishan Shilin, Taipei  Taiwan 111.

Menuju Ke Museum Sung Ye


Hari Minggu ketika saya dan teman-teman melakukan perjalanan ke Sung Ye Museum.
Cerita sedikit sebelumnya, pada hari tersebut kami lebih dulu melihat-lihat suasana dan koleksi  di National Palace Museum.

Kebetulan jarak antara National Palace Museum dan Sung Ye Museum tempatnya berdekatan, dipisahkan oleh jalan raya. Ketika menyeberang lalu berjalan 100 meter maka sudah sampai di Museum Sung Ye.

Membeli Karcis Masuk


Bagaimana saya mengetahui Sung Ye Museum? Ya, sebelum berlibur biasanya saya melihat dulu google map. Melihat foto-foto yang pengunjung unggah membuat saya ingin mendatangi Sung Ye Museum.
Sudah cukup lama ingin melihat benda-benda masyarakat Aborigin Taiwan pun akhirnya menjadi kenyataan ketika saya berada di depan museum. 

Menjadi sedikit ragu-ragu ketika melihat suasana sepi tidak ada pengunjung.
Bangunan Sung Ye Museum juga tidak terlalu besar apabila dibandingkan dengan National Palace Museum yang memiliki gapura, taman, pelataran dan tangga-tangga yang lebih ramai pengunjung.

Yah meskipun ragu-ragu kami memutuskan memasuki museum agar tidak bertandatanya lagi.
Sekilas suasananya sangat bersih dan tenang. Seorang pria bertugas di loket informasi yang sekaligus tempat membeli karcis untuk masuk ke ruangan museum.
Sedangkan seorang wanita muda berjaga di stand souvenir berada tidak jauh dari loket karcis.

Kami mengutarakan niat ingin melihat benda-benda di dalam museum kepada petugas informasi, ternyata untuk masuk dalam ruangan  tempat menyimpan benda-benda koleksi masyarakat Aborigin kami harus membeli tiket sebesar NT. 150.

Setelah membayar lalu kami menerima selembar karcis dan mendapatkan kaca mata kertas dengan frame seperti plastik hitam.
Awalnya kami heran mengapa petugas memberikan kacamata? Kemudian beliau menjelaskan bahwa kacamata tersebut gunanya untuk melihat film dokumenter kehidupan masyarakat Aborigin Taiwan yang akan diputar pada jam 2 siang di  bioskop yang letaknya berada di dalam ruangan Museum Sung Ye.

"Ohhh begitu, ternyata di dalam ada bioskopnya!" saya perlahan memahami perkataan petugas yang berbahasa mandarin.
Karena awal-awal berada di Negara Taiwan saya sendiri belum lancar berbicara maupun mengartikan bahasanya.

Lalu saya dan teman-teman masuk ke Sung Ye Museum lewat lift agar lebih mudah menjangkau ruangannya yang terdiri dari beberapa tingkat.
Sedangkan di samping juga tersedia tangga apabila ingin berjalan lewat tangga.

Pakaian Tradisional


Entah kebetulan saja pada waktu saya dan teman-teman melakukan rekreasi di Sung Ye Museum ketika itu pengunjungnya hanya sedikit.
Sehingga suasana di dalam museum yang redup tersebut menjadi hening. Sempat kelihatan dua pemuda yang memasuki ruangan lalu kemudian entah berada di ruangan sebelah mana.

Lampu ruangan redup seperti  di beberapa ruangan museum yang pernah saya datangi.
Nyanyian tradisional terdengar menggema di seluruh ruangan. Sepertinya tembang tersebut merupakan nyanyian masyarakat Aborigin.
Begitu merdu dan indah sehingga mendengarnya pun seolah-olah membawa saya pada suasana kehidupan desa serta pegunungan yang damai serta tentram.

Memasuki ruangan yang berisi pakaian-pakaian tradisional. Beberapa pakaian dibuat sepasang yaitu pakaian pria dan pakaian wanita.
Pakaian dibalutkan pada boneka kayu yang diletakkan dalam lemari kaca terkunci. Pengunjung dapat melihat hanya dari luarnya saja.

Melihat dari coraknya, sepertinya kain dari pakaian tersebut dibuat tenun tradisional.
Selain itu ada pula pakaian yang dibuat tidak sepasang, kebanyakan berupa pakaian wanita. Pakaian memiliki warna-warna menyolok seperti merah, biru, kuning, putih, hitam dan lainnya.

museum-sung-ye-blog-rekreasi-taiwan

Selain pakaian berupa rok dan baju atasan ada juga berbagai selendang sebagai perlengkapan busana wanita. Sedangkan pakaian pria terdiri dari celana panjang dan atasan rompi serta lainnya.

Perhiasan dan Peralatan Bercocok Tanam


Masih berada di galeri pakaian, ada ruangan kecil merupakan galeri perhiasan.
Ternyata masyarakat Aborigin menyukai mengenakan perhiasan. Berbagai aksesoris berupa anting-anting, kebanyakan berbentuk anting-anting panjang.

Aneka kalung dari yang berukuran kecil sampai yang  berukuran besar sepertinya dibuat  dari bahan kuningan serta ada juga dari untaian manik-manik.

Kalung-kalung panjang berukuran besar berwarna keemasan seperti sering dipakai oleh para penari Jawa atau pertunjukan seni ketoprak dengan cerita kerajaan yang sering terlihat di televisi pada masa kecil.

Kemudian saya dan teman-teman memasuki lift dan melihat ruang museum lainnya. Lampunya sama redup dengan ruangan lain serta alunan tembang tradisional masyarakat Aborigin masih terdengar menggema di seluruh ruangan.

Ruangan kali merupakan galeri perkakas rumah tangga, alat bertani,  alat bercocoktanam serta alat berburu, bertukang dan lainnya.

Benda-benda tradisional yang menjadi koleksi Sung Ye Museum, antara lain:
  • Alat bertani: cangkul, caping, parang, bapang, kampak.
  • Alat memasak: tungku, kuali dari tanah liat.
  • Alat bertukang: gergaji, pasahan.
  • Perhiasan wanita: kalung, anting, mahkota, pakaian rajut, serta lainnya.
Semua benda-benda koleksi penduduk di masa lampau tersebut tersusun rapi sesuai kelompoknya. Sebagian berada di dalam etalase sebagiannya ditempatkan pada ruangan terbuka.

Ruangan Sangat Gelap 


Saya dan teman-teman sampai di sebuah tempat yang lebih gelap daripada ruangan lainnya.
Karena penasaran saya mencoba mengintip isi di dalam ruangan tersebut.

Kelihatan sebuah layar putih berukuran besar menempel di dinding dengan di depannya kursi-kursi berjajar menghadap layar. Gorden berwarna hitam menggantung di pintu masuk dalam posisi terbuka.

"Ruangannya gelap sekali ya?" saya berbisik kepada teman.
"Iya! Mungkin ini ruangan bioskop untuk menonton filmnya!" ujar Mbak Wanti.
"Iya, sepertinya begitu! Tapi ruangannya sangat gelap dan suasana juga sepi! Ayolah kita berpindah ke ruangan lainnya saja!" saya mengajak teman-teman menuju tempat lain yang lebih terang karena merasa tidak nyaman berada di ruangan gelap.

Kemudian saya dan teman-teman beralih menuju ruangan souvenir. Di ruangan souvenir dapat melihat-lihat maupun membeli benda-benda kerajinan seperti tas rajut, tas batik, topi, gantungan kunci, pakaian serta beberapa souvenir cantik lainnya.

Demikian Rekreasi di Sung Ye Museum


Pengunjung Blog Rekreasi demikian jalan-jalan di Sung Ye Museum dan sudah mengetahui pakaian khas masyarakat Aborigin pribumi Taiwan maupun benda-benda koleksi lainnya.

Tempat ini cocok anda kunjungi sekitar 2 sampai 3 jam saja karena tempatnya tidak terlalu besar.
Selamat berlibur.

Apakah anda ingin mengunjungi Sung Ye Museum?
Transportasi yang dapat anda gunakan yaitu:

  • Dari Taipei Main Station naik bis 304 turun di National Palace Museum, kemudian menyeberang 100 meter sampai di Museum Sung Ye. Naik bis 262 juga bisa pulang-pergi.
  • Dari Taipei Main Station naik MRT Jalur Merah turun di Shilin Station keluar pintu 1, kemudian naik bis 255 pulang-pergi atau bis S18 turun di Wei Li Girls Senior High School, lalu berjalan 100 meter sampai Museum Sung Ye.

Sebaiknya anda ke tempat ini sesudah dari National Palace Museum karena tempatnya berseberangan sekitar 100 meter saja dan cukup dengan berjalan kaki sampai lokasi.

Sekelumit cerita mengenai National Palace Museum yaitu museum yang menyimpan sekitar 600.000 keping artefak kekaisaran dan benda seni, seperti perunggu, ukiran, jade, lukisan, buku langka, barang antik serta lainnya.

Bangunan yang berdiri di lahan 1,8 hektar dirancang dengan fengshui dengan warna putih mendominasi hampir seluruh warna bangunaan.

Untuk mengetahui cerita selengkapnya anda dapat membaca artikel berikut: National Palace Museum | Museum Megah di Tengah Pepohon Rindang | Blog Rekreasi.

Terimakasih anda mengunjungi Blog Rekreasi. 

Artikel Serupa:



Tempat Wisata Menarik

Yehliu Geopark | Ajaib! Batu Karang Bentuknya Seperti Kepala Ratu | Blog Rekreasi

Selamat sore Kawan rekreasi, bagaimana kabar anda hari ini? Semoga kabar baik semuanya ya? Alhamdulillah, amin. Akhir pekan sebent...

Artikel Populer