Selamat pagi Kawan rekreasi, bagaimana kabar anda hari ini? Semoga kabar baik selalu ya? Sehat wal-afiat, lancar rejeki dan bersemangat menjalani kegiatan. Amin ya rabbal 'alamin.
Ngomong-ngomong akhir pekan sudah hampir tiba. Apakah anda sudah merencanakan berlibur? Apakah anda menyukai bermain ke pantai?
Rekreasi Taiwan menemukan tempat rekreasi yaitu sebuah pantai berpasir emas bernama Pantai Fulong.
Mari kita melihatnya!
Ngomong-ngomong akhir pekan sudah hampir tiba. Apakah anda sudah merencanakan berlibur? Apakah anda menyukai bermain ke pantai?
Rekreasi Taiwan menemukan tempat rekreasi yaitu sebuah pantai berpasir emas bernama Pantai Fulong.
Mari kita melihatnya!
Menuju Ke Pantai Fulong
Stasiun Taipei selalu menjadi tempat favorit untuk saya dan teman-teman berkumpul.
Seperti pada hari Minggu pagi itu, teman dari Taoyuan pun memilih untuk datang di Taipei lebih dulu agar dapat bersama-sama ke Pantai Fulong. Annie Chang, Teh Ikah, Mbak Yanti, Neng Lia.
Seperti pada hari Minggu pagi itu, teman dari Taoyuan pun memilih untuk datang di Taipei lebih dulu agar dapat bersama-sama ke Pantai Fulong. Annie Chang, Teh Ikah, Mbak Yanti, Neng Lia.
Sesudah membeli tiket kereta di aula kami berramai naik lift menuju jalur kereta. Berhubung tiket keretanya tidak mendapatkan tempat duduk kami hanya berdiri bersandar di samping jendela.
Kiranya rekreasi ke Pantai Fulong merupakan perjalanan jauh pertama kalinya yang saya dan Kawan-Kawan lakukan. Naik kereta sudah satu jam lamanya tetapi kereta tidak berhenti di Stasiun Fulong.
"Mengapa keretanya tidak berhenti di Fulong Station ya?" kami saling memandang dan bertanya.
"Wah sepertinya kita salah naik kereta!" kami semakin ramai berbincang.
"Pak, mengapa kereta tidak berhenti di Stasiun Fulong?" seorang Kawan bertanya kepada Bapak Petugas kereta yang sedang lewat memeriksa kondisi penumpang.
"Iya! Nanti kalian turun di Stasiun Yilan. Dari Stasiun Yilan kalian naik kereta dan berbalik ke Stasiun Fulong!" begitu penjelasan Bapak Petugas kereta api.
"Ohh begitu, iya baiklah, terimakasih Pak!" kata kami bersama-sama dengan berharap untuk dapat sampai ke tujuan.
Kami hanya bisa saling memandang, tersenyum satu sama lain dan menyadari bahwa diantara kami belum saling memahami caranya mencocokkan tiket dengan jadwal kereta di komputer.
Padahal di tiket sudah tertulis jam dan nomer kereta. Tapi memang karena tulisan di komputer berbahasa Cina sehingga cukup sulit untuk mengerti, sehingga ketika ada kereta datang kami langsung saja naik.
Ya itulah pengalaman menyasar ketika rekreasi. Meskipun begitu kami tetap bersemangat untuk dapat sampai ke Pantai Fulong dan menyaksikan patung-patung pasir karya pemahat pasir dunia yang sudah kesohor.
Kami hanya bisa saling memandang, tersenyum satu sama lain dan menyadari bahwa diantara kami belum saling memahami caranya mencocokkan tiket dengan jadwal kereta di komputer.
Padahal di tiket sudah tertulis jam dan nomer kereta. Tapi memang karena tulisan di komputer berbahasa Cina sehingga cukup sulit untuk mengerti, sehingga ketika ada kereta datang kami langsung saja naik.
Ya itulah pengalaman menyasar ketika rekreasi. Meskipun begitu kami tetap bersemangat untuk dapat sampai ke Pantai Fulong dan menyaksikan patung-patung pasir karya pemahat pasir dunia yang sudah kesohor.
Ini dia tempat yang tidak sengaja saya dan Kawan-Kawan menyasar. Jalur keretanya sudah benar tetapi kereta yang kami tumpangi ternyata langsung menuju ke Stasiun Yilan.
Alhamdulillah sesudah setengah jam kemudian kereta sampai di Stasiun Fulong dan kami merasa lapar lalu mencari rumah makan.
Budaya Mengantri Masyarakat Taiwan
Sesudah mengganjal perut bergegas kami menyeberang jalan raya untuk menuju pantai. Memperhatikan sisi jalan ternyata banyak pedagang. Pedagang topi, payung, sandal, kacamata, juga tempat menyewa sepeda.
Rupanya pada pedagang mengetahui barang-barang yang akan dibutuhkan oleh pengunjung ketika berada di pantai yang ternyata sangat terik, sehingga kelihatan pada penjual topi, payung dan kacamata, sangat ramai pengunjung.
Rupanya pada pedagang mengetahui barang-barang yang akan dibutuhkan oleh pengunjung ketika berada di pantai yang ternyata sangat terik, sehingga kelihatan pada penjual topi, payung dan kacamata, sangat ramai pengunjung.
Setelah berjalan melewati parkiran mobil serta pepohon beringin, kelihatan bangunan Hotel Fulong beratap biru yang berdiri megah di tepi pantai.
Tiba-tiba melihat orang-orang yang berdiri sedang mengantri.
"Antrian apa ini, panjang sekali?" saya merasa heran melihat antrian panjang seperti ular naga.
"Antri membeli tiket! Ayo kita segera ikut mengantri!" Teh Ikah menyeru saya dan teman-teman yang masih di belakang.
Masyarakat Taiwan ternyata sangat antusias mengisi akhir pekan dengan melakukan rekreasi.
Mereka pun sangat menghormati budaya mengantri. Bahkan tidak jarang mereka menegur apabila melihat pengunjung lain yang tidak mengantri. Tertib sekali.
Saya dan teman-teman juga mengantri dengan sabar.
Mereka pun sangat menghormati budaya mengantri. Bahkan tidak jarang mereka menegur apabila melihat pengunjung lain yang tidak mengantri. Tertib sekali.
Saya dan teman-teman juga mengantri dengan sabar.
Melihat Pemandangan
Sesudah membayar karcis kemudian tiba di gerbang masuk, petugas penjaga pintu berseru memberi peringatan.
"Hari ini dilarang mandi di laut ya, ombak sedang besar!"
"Hari ini dilarang mandi di laut ya, ombak sedang besar!"
"Ya!" Kami bersama-sama menjawab. Dalam hati sedikit kecewa karena tidak dapat mandi air laut.
Ketika memasuki Pantai Fulong gembira memancar di wajah saya dan Kawan-Kawan yang bergegas berhamburan ke tempat-tempat yang disukai. Saya masih berdiri di atas jembatan.
Memandang ke belakang ada bangunan Hotel Fulong yang berdiri gagah dengan cat putih dan atap berwarna biru.
Memandang ke depan menghampar laut luas sedangkan memandang ke bawah terdapat Shuang River beserta kapal-kapal layar yang melaju perlahan. Alangkah indahnya!
Memandang ke belakang ada bangunan Hotel Fulong yang berdiri gagah dengan cat putih dan atap berwarna biru.
Memandang ke depan menghampar laut luas sedangkan memandang ke bawah terdapat Shuang River beserta kapal-kapal layar yang melaju perlahan. Alangkah indahnya!
Ketika mendekat ke pantai kelihatan berbagai aktifitas pengunjung.
Orang-orang berjajar di sepanjang bibir pantai melihat ombak, bermain pasir, membuat lubang di pasir bahkan beberapa berbaring di pasir dan menimbun badannya dengan pasir.
"Lucu juga orang-orang itu, membalut badan bukankah dengan pakaian, mengapa ini membalut dengan pasir?" kata saya dalam hati dan tersenyum melihat gembiranya mereka.
Ternyata benar kata pepatah, tak ada rotan akar pun jadi. Ketika tidak dapat mandi di laut, ya sudah mandi pasir juga dapat.
Orang-orang berjajar di sepanjang bibir pantai melihat ombak, bermain pasir, membuat lubang di pasir bahkan beberapa berbaring di pasir dan menimbun badannya dengan pasir.
"Lucu juga orang-orang itu, membalut badan bukankah dengan pakaian, mengapa ini membalut dengan pasir?" kata saya dalam hati dan tersenyum melihat gembiranya mereka.
Ternyata benar kata pepatah, tak ada rotan akar pun jadi. Ketika tidak dapat mandi di laut, ya sudah mandi pasir juga dapat.
Sebagian pengunjung berteduh di kerai tenda karena siang hari terik. Walaupun sudah ada peringatan untuk tidak mandi di laut tetapi ada beberapa pengunjung yang bermain papan selancar.
Fulong Festival Seni Patung Pasir
Waktu itu pertengahan Juli ketika kami kesana dan di Pantai Fulong sedang berlangsung Fulong Festival Seni Patung Pasir.
Festival yang biasanya diselenggarakan pada setiap tahun pada musim panas ini, diikuti oleh pemahat seni patung pasir dari berbagai negara di dunia.
Festival yang biasanya diselenggarakan pada setiap tahun pada musim panas ini, diikuti oleh pemahat seni patung pasir dari berbagai negara di dunia.
Terkagum saya pada indahnya seni patung pasir. Patung pasir dibuat berukuran besar dengan bentuk yang bermacam-macam dan dapat bertahan beberapa minggu.
Ketika kesana ternyata patung pasir sudah mulai luruh tertiup angin dan juga karena festival sudah hampir berakhir.
Walau begitu indahannya masih kelihatan sehingga mengobati rasa penasaran kami pada karya seni yang sudah kesohor ini.
Ternyata pasir di Pantai Fulong sangat lembut, orang menyebutnya sebagai pasir emas.
Patung pasir dibatasi tali untuk menjaga jarak dengan pengunjung untuk tidak menyentuhnya.
Berhubung waktu kami ke Pantai Fulong sudah di akhir tanggal festival, maka kebanyakan dari patung pasir sudah mulai tersapu angin. Bagian-bagiannya sudah tidak rapi, banyak yang rontok.
Walau begitu melihatnya sudah mengobati rasa penasaran tentang patung pasir berukuran besar yang belum pernah saya jumpai sebelumnya.
Duduk di bawah patung pasir yang tinggi menjulang. Bagian bawahnya sudah mulai luruh. Patung pasir dengan bentuk dan detil-detil gambar ini benar-benar membutuhkan keahlian khusus untuk membuatnya.
Tiba-tiba mendung hitam mulai menyelimuti langit, angin pun lebih kencang. Gerimis turun, pasir dan daun kering mulai beterbangan.
"Ayoo pulaaang, ayoo pulaaang!" Teh Ikah menyeru kami dengan berteriak kencang.
Saya tertegun.
Saya tertegun.
"Pantai Fulong baru sebentar saya bermain di tempatmu, mengapa sudah harus pulang?"
Tetapi kondisi memang tidak memungkinkan. Bergegas orang-orang meninggalkan pantai.
Tetapi kondisi memang tidak memungkinkan. Bergegas orang-orang meninggalkan pantai.
Selamat tinggal Pantai Fulong, jika ada waktu luang saya akan datang lagi!
Sekian Rekreasi Di Pantai Fulong
Sekian Rekreasi Di Pantai Fulong
Kawan rekreasi sekian perjalanan kita bersama Rekreasi Taiwan dan sudah melihat Festival Seni Patung Pasir, melihat pantai yang indah di Pantai Fulong.
Anda ingin mengunjungi Pantai Fulong? Pada bulan Juli kemungkinan berlangsung Festival Seni Patung Pasir. Jika anda kesana pada sekitar bulan tersebut, mudah-mudahan pemandangan lebih indah.
Selamat rekreasi.
Terimakasih Kawan-Kawan yang sudah bersama dalam rekreasi Pantai Fulong.